Terapi farmakologis yaitu dengan menggunakan obat-obatan anti-hipertensi dan harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Diuretik
Diuretik loop: furosemide, torsemide, dan bumetanide.
Tiazid: thiazide, indapamide, dan hydrochlorothiazide.
Diuretik hemat kalium: amiloride, triamterene, eplerenone, dan spironolactone.
Angiotensin-converting Enzyme Inhibitor (ACE Inhibitor)
benazepril, captopril, enalapril, Lisinopril, perindopril, ramipiril, trandolapril, quinapril, dan moexipril.
Angiotensin II Receptor Blocker (ARB)
candesartan, eprosartan, irbesartan, losartan, olmesartan, valsartan, dan azilsartan medoxomil
Calcium Channel Blocker (CCB)
amlodipine, isradipine, nicardipine, nimodipine, nisoldipine, dan verapamil.
Pencegahan Hipertensi “CERDIK”:
C: Cek kesehatan secara rutin
E: Enyahkan asap rokok
R: Rajin aktivitas fisik
D: Diet seimbang
I: Istirahat cukup
K: Kelola stres
Pengendalian Hipertensi “PATUH”:
P: Periksa kesehatan secara rutin & ikuti anjuran dokter
A: Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat
T: Tetap diet dengan gizi seimbang
U: Upayakan aktivitas fisik dengan aman
H: Hindari asap rokok, alkohol, dan zat karsinogenik lainnya.
Terapi non-farmakologi Hipertensi: